Minggu, 20 Februari 2011

Hanya Satu Nama Yang Sanggup Tolong Saya ~ SEBUAH INSPIRASI DARI SEBUAH KISAH NYATA

Terkadang suara dan prilakunya seperti seorang nenek tua, dan ketika mengamuk auman dan cakarannya seperti seekor harimau. Inilah kisah Euis Eliawati, wanita yang disiksa oleh tiga roh yang menguasainya.

Semua itu diawali dari tubuh Eli yang lemah dan mudah pingsan. Hanya karena belum makan, lelah atau merasa tertekan dirinya bisa tiba-tiba jatuh terkapar tak sadarkan diri.

“Setiap hari saya hampir selalu pingsan. Kalau terlambat makan, saya pingsan. Kalau saya mendapatkan tekanan, atau saya dimarah, selalu saya pingsan. Jadi saya lemah, hingga akhirnya saya punya penyakit yang parah,” demikian pengakuan Eli.

Hal ini terus berlangsung setiap hari selama bertahun-tahun, hingga suatu hari hampir saja nyawa Eli hampir saja tidak tertolong lagi.

“Waktu itu saya pingsan sampai satu hari saya tidak bisa bangun-bangun, lalu dibawa kerumah sakit. Ternyata dokter bilang, ‘Ini usus buntunya sudah pecah. Satu jam lagi saja, tidak bisa ditolong.’ Saya waktu itu langsung di operasi.”

Namun operasi tersebut tidak menyelesaikan masalah yang dialami oleh Eli. Satu minggu setelah operasi tersebut, kondisi Eli malah semakin parah.

“Penyakit itu malah tambah parah. Sesudah di operasi, baru satu minggu, saya malah kerasukan.”

Sekalipun kondisi Eli yang belum pulih dari luka operasinya, namun beberapa orang yang mencoba menenangkannya tidak sanggup untuk menahannya. Eli memberontak tak terkendali sambil berteriak-teriak dan mengerang.

“Waktu itu, sampai orang-orang itu ngga bisa tahan, ngga bisa pegang. Sampai lima orang, enam orang, mereka itu tidak bisa memegang saya kalau saya sudah kerasukan. Orang-orang juga mulai ketakutan, kok saya baru dioperasi tapi bisa berontak seperti itu.”

Berulang kali Eli melakukan pengobatan di rumah sakit, namun penyakitnya tak kunjung sembuh juga. Melihat penderitaan putrinya, ibu Eli akhirnya mencari cara alternatif melalui dukun-dukun. Tidak hanya itu, kakeknya yang memiliki ilmu pun turut berupaya untuk menyembuhkannya.

“Kakek saya selalu ngasih jampe-jampe. Jadi sebelum tidur, saya selalu dikasih jampe-jampe dulu.”

Apa yang dialaminya bukanlah penyakit biasa, menurut pengakuan Eli, dirinya telah diguna-guna oleh orang lain.

“Ternyata penyakit saya ini guna-guna. Ada yang guna-guna yaitu supaya saya mati.”

Setelah berhasil menyingkirkan guna-guna tersebut, sang kakek memasukkan ketubuhnya berbagai roh dengan maksud melindunginya. Tetapi, bukannya melindungi, roh-roh itu malah menyiksa tubuh dan jiwanya.

“Guna-guna itu hilang, kakek saya masukin dengan maksud penjagaan, yaitu sekitar tempat tidur saya ditaruh keris. Terus saya juga dikasih (roh) harimau, dikasih juga (roh) nenek tua dengan putri. Maksudnya adalah agar guna-guna itu ngga masuk lagi dalam diri saya.”

Tetapi semua itu bukannya membuat Eli semakin sehat, malah membuatnya sering kerasukan setan dan membuatnya tersiksa, “Kalau saya ngga ditunggu, saya bisa hilang (kesadaran). Saya seperti didorong, ‘Kamu pergi!’ Kadang-kadang kalau sudah mulai magrip, itu suka jadi.”

Kondisinya yang sering kerasukan tersebut sempat membuat keluarganya kuatir, namun sang kakek malah membiarkannya. Sejak kecil Eli memang cucu yang paling dekat dengan sang kakek. Sejak ia masih kecil hingga ia dewasa, Eli sering diajak kakeknya ke gunung-gunung dan tempat-tempat keramat. Namun semua itu bukanlah tanpa tujuan, kakek Eli memang sedang mempersiapkannya untuk mewarisi semua ilmu-ilmu yang dimiliki sang kakek demi memenuhi ambisi pribadinya.

“Semenjak saya sakit, kakek saya memperlakukan saya special sekali. Karena kakek saya tahu bahwa didalam diri saya ada mustika. Kalau saya mengikuti mustika itu, maka kakek saya akan lebih terkenal lagi. Kuasa di dalam diri saya itu, akan bertambah ke dalam kakek saya. Jadi yang ia kejar-kejar adalah mustika yang ada di dalam diri saya.”

Semakin hari, Eli semakin lemah bahkan hanya bisa terbaring di ranjang. Tidak sedikitpun makanan yang bisa ditelannya. Kakeknya dan dukun-dukun lainnya tidak dapat menolongnya, tetapi keinginan Eli untuk sembuh begitu besar.

“Saya ngga mau sakit, ngga mau seperti ini. Tetapi saya sudah pasrah, mungkin saya harus menunggu kematian saja,” ungkapnya.

Melihat kondisi Eli yang semakin parah, seorang teman nekat untuk membawa Eli kerumah orangtuanya. Disanalah Eli didoakan oleh keluarga Yadi, namun roh-roh yang didalam tubuhnya semakin kuat memberontak. Selama satu bulan, keluarga tersebut terus mendoakan Eli. Hingga suatu malam, sebuah kejadian supranatural terjadi.

“Waktu saya lagi tidur, tiba-tiba saya bermimpi. Ada orang-orang pakai baju putih, terus mereka bawa kitab suci. Ada banyak orang disitu. Terus saya di dorong, karena saya diluar, saya di dorong untuk masuk tapi saya ngga mau. Tetapi dorongan itu kuat sekali. Akhirnya saya mendengar suara, ‘Eli kalau kamu mau sembuh, hanya nama Yesus yang sanggup menyembuhkan segala penyakitmu.’ Satu kali, saya tidak bisa menyebutkan nama Yesus itu. Kedua kali suara itu ngomong lagi, ‘Eli kalau kamu mau sembuh, hanya nama Yesus yang sanggup menyembuhkan sakitmu itu!’ Kedua saya juga belum bisa. Mungkin karena kuasa kegelapannya terlalu banyak dalam diri saya, jadi saya ngga bisa menyebutkan nama Yesus. Tapi ketiga kalinya itu, saya menyebut nama Yesus. Saya berteriak-teriak, ‘Tuhan Yesus tolong saya! Sembuhkan saya hari ini Tuhan! Saya percaya Tuhan..!’ Akhirnya saya berteriak, ‘Tuhan Yesus kalau memang Engkau Juru Selamat, sembuhkan saya.’ Karena saya teriak-teriak, semua orang pada bangun.”

Teriakan Eli membangunkan seisi rumah keluaga Yadi. Setelah mereka tahu bahwa Eli mengalami lawatan Tuhan, keluarga tersebut mendoakannya dan mukjizat pun terjadi. Eli diminta untuk membaca Alkitab saat itu juga, bahkan berjalan.

“Pada saat itu, dia yang tidak bisa baca, dia yang tidak bisa jalan, saat itu saya katakan, ‘Dalam nama Yesus, kamu sekarang baca.’ Matanya kami doakan, ‘Dalam nama Yesus baca!’” Demikian cerita Yadi.

Eli pun membenarkan cerita tersebut, “Saya yang disuruh baca, saya bisa baca. Tadinya saya tidak bisa baca, semuanya buram. ‘Terus sekarang jalan!’ Saya bisa jalan… Oh.. kok saya bisa jalan. Disitulah mukjizat Tuhan terjadi di dalam diri saya, dan saya langsung ada damai sejahtera.”

Peristiwa itu menjadi awal kesembuhan Eli, satu persatu ia dilepaskan dari cengkeraman roh-roh jahat.

“Saya katakan, ‘Tuhan saya mau lepas dari semua itu. Tidak ada lagi ilmu-ilmu, tidak ada lagi roh-roh jahat. Saya benar-benar ingin terlepas.”

Saat ini Eli telah terbebas dari semua ikatan, dan tidak pernah lagi mengalami hal-hal aneh sebab kasih Tuhan Yesus Kristus telah memenuhi hidupnya. Eli menyadari bahwa hanya nama Yesus yang sanggup menyelamatkannya dan membebaskannya. Hal yang sama juga bisa Anda alami, dengan menerima Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat. (Kisah ini ditayangkan 5 Agustus 2010 dalam acara Solusi Life di O'Channel).

Sumber Kesaksian:
Euis Eliawati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar